Rabu, 08 Juni 2011

Pemasangan Nasogastric Tube (NGT) & Pemasangan Water Seal Drainage(WSD)


Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)

                           
1.Definisi
            Pemasangan slang plastik lunak melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Slang mempunyai lumen berongga yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke dalam lambung.
NGT merupakan singkatan dari nasogastric tube yaitu suatu selang pendek yang dimasukkan ke dalam lambung melalui hidung pasien yang mengalami gangguan fungsi menelan atau mengunyah.

2.Tujuan Pemasangan NGT

  • Memberikan makanan cair
  • Memberikan minum
  • Memberikan obat-obatan
  • Mengambil cairan lambung
  • Menghilangkan mual.
Hasil yang diharapkan:
a.Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah.
b.Klien berkurang rasa nyeri dari distensi abdomen
c.Distensi abdomen berkurang
d.Kebutuhan Nutrisi terpenuhi
e.Tidak terjadi aspirasi


Kegunaan :
  • Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
  • Memungkinkan evakuasi isi lambung 
  • Mencegah regurgitasi dan aspirasi isi lambung
Perhatian :
  • Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip dll )
  • Kesadaran dan riwayat MCI
  • Refleks Vagal
  • Perdarahan karena prosedur yang agresif
  • Selang NGT masuk ke Trakea
  • Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang prosedur dan tujuan tindakan.
  • Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang tindakan yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan menandatangani informed consent.
3.Ukuran Nasogastrik
  1. Selang berdiameter kecil ( 8 Fr sampai 12 Fr ), lunak, fleksible, sering digunakan untuk pasien yang membutuhkan enteral feeding untuk kurang dari 6 minggu.
  2.  NGT berdiameter besar, kurang flexible, lebih kaku, digunakan untuk pemberian obat, dekompresi/pengurangan tekanan udara di lambung, dan untuk feeding jangka pendek ( biasanya kurang dari 1 minggu ).
  3. c..Penggunaan NGT ukuran kecil sebagai tindakan propilaksis untuk pencegahan gastro-oesofageal reflux dan micro-aspiration isi lambung, ke dalam jalan napas bagian bawah meskipun masih kontroversial sebagaimana yang lain menunjukkan tak ada hubungan antara ukuran NGT dan komplikasi-komplikasi ini.
4.Teknik Pemasangan Selang NGT 
    Persiapan Alat :
  1. Slang nasogastrik sesuai ukuran  (ukuran 14-18 fr)
  2. Pelumas/ jelly
  3. Spuit berujung kateter 50 ml
  4. Stetoskop
  5. Lampu senter/ pen light
  6. Klem
  7. Handuk kecil
  8. Tissue
  9. Spatel lidah
  10. Sarung tangan dispossible
  11. Plester
  12. Nierbekken
  13. Bak instrumen
PELAKSANAAN
  1. Cuci tangan dan atur peralatan
  2. Jelaskan prosedur pada pasien
  3. Bantu pasien untuk posisi Fowler
  4. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri)
  5. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain, Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa adakah infeksi dll
  6. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
  7. Persiapkan tissue dalam jangkauan.
  8. Gunakan sarung tangan
  9. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
    Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
  10. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang paling bersih
  11. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
  12. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.
  13. Masukkan slang lebih dalam ke esofagus dengan memberikan tekanan lembut tanpa memaksa saat pasien menelan (jika pasien batuk atau slang menggulung di tenggorokan, tarik slang ke faring dan ulangi langkah-langkahnya), diantara upaya tersebut dorong pasien untuk bernafas dalam
  14. Ketika tanda plester pada selang mencapai jalan masuk ke lubang hidung, hentikan insersi selang dan periksa penempatannya:minta pasien membuka mulut untuk melihat slang, Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase lambung, tarik udara ke dalam spuit sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan dorong udara sambil mendengarkan lambung dengan stetoskop jika terdengar gemuruh, fiksasi slang.
  15. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
  16. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien. Pita karet dapat Digunakan untuk memfiksasi slang.



Water Seal Drainage(WSD)
1.                  Pengertian
Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang menggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum pleura ( rongga pleura).
WSD merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung.
WSD atau water sealed drainage yang juga disebut dengan water sealed chest drainage adalah sistem drenase rongga dada dimana cairan yang akan dibuang diamankan dalam air. Sama-sama menggunakan air sebagai pengaman water sealed berbeda dengan water closed yang sehari-hari disebut WC atau kloset. Bila WSD adalah sistem drenase untuk keamanan si penghasil cairan maka kloset hanya untuk pengamanan lingkungan.
2.                  Tujuan Pemasangan WSD
• Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan                negatif rongga tersebut
• Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.

3.                  Indikasi Pemasangan WSD
a. Pneumothoraks :
    - Spontan > 20% oleh karena rupture bleb - Luka tusuk tembus
    - Klem dada yang terlalu lama
    - Kerusakan selang dada pada sistem drainase
b. Hemothoraks :
    - Robekan pleura
    - Kelebihan antikoagulan
    - Pasca bedah thoraks
c. Thorakotomy :
    - Lobektomy
    - Pneumoktomy
d. Efusi pleura : Post operasi jantung
e. Emfiema :
    - Penyakit paru serius
    - Kondisi inflamsi

4.                  Kontra Indikasi Pemasangan WSD
• Infeksi pada tempat pemasangan
• Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

5.                  Tempat Pemasangan WSD
a. Bagian apex paru (apical)
    - anterolateral interkosta ke 1-2
    - fungsi : untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura
b. Bagian basal
    - postero lateral interkosta ke 8-9
    - fungsi : untuk mengeluarkan cairan (darah, pus) dari rongga pleura

6.                  Jenis-jenis WSD
a. WSD dengan sistem satu botol
b. WSD dengan sistem 2 botol
c. WSD dengan sistem 3 botol

7.                  Komplikasi Pemasangan WSD
a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmia
b. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiema

8.                  Prosedur pemasangan WSD
a. Pengkajian

    - Memeriksa kembali instruksi dokter
    - Mencek inform consent
    - Mengkaji status pasien; TTV, status pernafasan
b. Persiapan pasien
     - Siapkan pasien
     - Memberi penjelasan kepada pasien mencakup :
       · Tujuan tindakan
       · Posisi tubuh saat tindakan dan selama terpasang WSD. Posisi klien dapat duduk atau         
         berbaring
       · Upaya-upaya untuk mengurangi rangsangan nyeri seperti nafas dalam, distraksi
       · Latihan rentang sendi (ROM) pada sendi bahu sisi yang terkena

c. Persiapan alat
   · Sistem drainage tertutup
   · Motor suction
   · Slang penghubung steril
   · Botol berwarna putih/bening dengan kapasitas 2 liter, gas, pisau jaringan/silet, trokart, cairan    
      antiseptic, benang catgut dan jarumnya, duk bolong, sarung tangan , spuit 10cc dan 50cc,
      kassa, NACl 0,9%, konektor, set balutan, obat anestesi (lidokain, xylokain), masker

d. Pelaksanaan
    Prosedur ini dilakukan oleh dokter. Perawat membantu agar prosedur dapat dilaksanakan         
    dengan baik , dan perawat member dukungan moril pada pasien.


e. Tehnik Operasi Pemasangan WSD
1. Pasien dalam keadaan posisi ½ duduk (+ 45 °).
2. Dilakukan desinfeksi dan penutupan lapangan operasi dengan doek steril.
3. Dilakukan anestesi setempat dengan lidocain 2% secara infiltrasi pada daerah kulit sampai   
    pleura.
4. Tempat yang akan dipasang drain adalah :
   - Linea axillaris depan, pada ICS IX-X (Buelau).
      Dapat lebih proximal, bila perlu. Terutama pada anak- anak karena letak diafragma
       tinggi.
    - linea medio-clavicularis (MCL) pada ICS II-III (Monaldi)
5. Dibuat sayatan kulit sepanjang 2 cm sampai jaringan bawah kulit.
6. Dipasang jahitan penahan secara matras vertikal miring dengan side 0.1.
7. Dengan gunting berujung lengkung atau klem tumpul lengkung, jaringan bawah kulit   
     dibebaskan sampai pleura, dengan secara pelan pleura ditembus hingga terdengar suara
     hisapan, berarti pleura parietalis sudah terbuka.

f. Tindakan setelah prosedur

    1. Perhatikan undulasi pada slang WSD
        Bila undulasi tidak ada, berbagai kondisi dapat terjadi antara lain :
         - Motor suction tidak berjalan
         - Slang tersumbat
         - Slang terlipat
         - Paru-paru telah mengembang
           Oleh karena itu, yakinkan apa yang menjadi penyebab, segera periksa kondisi sistem         
           drainage, amati tanda-tanda kesulitan bernafas
   2. Cek ruang control suction untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar
   3. Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan batas yang telah ditetapkan serta 
      pastikan ujung pipa berada 2cm di bawah air
   4. Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam untuk mengetahui jumlah cairan yg
       keluar
   5. Observasi pernafasan, nadi setiap 15 menit pada 1 jam pertama
   6. Perhatikan balutan pada insisi, apakah ada perdarahan
   7. Anjurkan pasien memilih posisi yg nyaman dengan memperhatikan jangan sampai slang 
       terlipat
   8. Anjurkan pasien untuk memegang slang apabila akan merubah posisi
   9. Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu
   10.Ganti botol WSD setiap 3 hari dan bila sudah penuh. Catat jumlah cairan yang dibuang
   11. Lakukan pemijatan pada slang untuk melancarkan aliran
   12. Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, sianosis, emphysema subkutan
   13. Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk efektif
   14. Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh
   15. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD
   16. Latih dan anjurkan klien untuk secara rutin 2-3 kali sehari melakukan latihan gerak pada
         persendian bahu daerah pemasangan WSD.

g. Perawatan pada klien yang menggunakan WSD
   a. Kaji adanya distress pernafasan & nyeri dada, bunyi nafas di daerah paru yg terkena & TTV        
       stabil
   b. Observasi adanya distress pernafasan
   c. Observasi :
      - Pembalut selang dada
      - Observasi selang untuk melihat adanya lekukan, lekukan yang menggantung, bekuan darah
      - Sistem drainage dada
     - Segel air untuk melihat fluktuasi inspirasi dan ekspirasi klien
     - Gelembung udara di botol air bersegel atau ruang
     - Tipe & jumlah drainase cairan. Catat warna & jumlah drainase, TTV & warna kulit
     - Gelembung udara dalam ruang pengontrol penghisapan ketika penghisap digunakan
 d. Posisikan klien :
     - Semi fowler sampai fowler tinggi untuk mengeluarkan udara (pneumothorak)
     - Posisi fowler untuk mengeluarkan cairan (hemothorak)
 e. Pertahankan hubungan selang antara dada dan selang drainase utuh dan menyatu
 f. Gulung selang yang berlebih pada matras di sebelah klien. Rekatkan dengan plester
 g. Sesuaikan selang supaya menggantung pada garis lurus dari puncak matras sampai ruang   
     drainase. Jika selang dada mengeluarkan cairan, tetapkan waktu bahwa drainase dimulai pada        
     plester perekat botol drainase pada saat persiaan botol atau permukaan tertulis sistem  
     komersial yang sekali pakai
 h. Urut selang jika ada obstruksi
 i. Cuci tangan
 j. Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien, kenyamanan klien

9.                  Cara mengganti botol WSD
a. Siapkan set yang baru
    Botol berisi cairan aquadest ditambah desinfektan
b. Selang WSD di klem dulu
c. Ganti botol WSD dan lepas kembali klem
d. Amati undulasi dalam slang WSD
    Pencabutan selang WSD
    Indikasi pengangkatan WSD adalah bila :
    a. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :
        · Tidak ada undulasi
        · Cairan yang keluar tidak ada
        · Tidak ada gelembung udara yang keluar
        · Kesulitan bernafas tidak ada
        · Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara
        · Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara
    b. Slang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau pengurutan pada slang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar